Sabtu, 09 Mei 2015

suara seram

Kisah Seram : Suara Tangisan Horor [2] Kisah Seram - malam itu udara begitu gerah tetapi keadaan kampung yg biasanya ramai kini terasa sedikit mencekam dan sunyi senyap seperti nya para warga enggan untuk berada di luar rumah, entah mengapa sebabnya malam itu terasa berbeda. Hal ini pun di rasakan Dani (kaka sepupu penulis) terlebih dia juga ikut mengangkat mayat Tari, rupanya malam itu Dani begitu sangat gelisah karena udara panas dan tanpa pikir panjang di bukanya sedikit jendela pintu kamar nya yg terletak di lantai 2 itu berharap ada angin yg masuk. Tak terasa Dani pun mulai terlelap namun hal itu hanya berlangsung sebentar karena sayup-sayup Dani mendengar suara tangisan sekaligus memanggil nama nya kira-kira seperti ini suaranya "hiks hiks hiks, Dani, . Hiks hiks, Dani". Seketika keringat dingin mengucur deras dan seketika Dani bangkit berlari menuju anak tangga saking takutnya anak tangga yg berjumlah 16 buah itu hanya di lompati nya 2x saja untuk sampai ke bawah, setelah sampai di bawah Dani pun bergegas masuk ke kamar orangtuanya dengan wajah yg pucat pasi dan seluruh badan menggigil. Malam berikutnya giliran tetangga ku yg rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari rumah ku, mas Seno ini paling senang nonton acara tv malam-malam, nah di rumah mas Seno ini tv di taruh di ruang tamu (ruang depan) jadi kalo mas Seno nonton tv bisa sambil buka pintu biar gk gerah katanya, kebetulan malam itu ada acara tv yg bagus jadi mas Seno semangat nontonnya, sedang asyik nonton tv mas Seno ini seperti dengar suara lama-lama makin jelas kira-kira yg di dengar mas Seno seperti ini "mas No, tolong aku mas, mas No tolong aku." karena bingung itu suara siapa mas Seno ini tidak memperdulikan sehingga suara itu hilang sendiri tapi stelah itu ada sekelabat bayangan putih yg lewat dari depan gang sempit rumah mas Seno menuju belakang rumah (sungai) karena mas Seno langsung ketakutan masuk lah mas Seno ke dalam kamar tanpa peduli tv yg masih menyala dan pintu yg terbuka lebar, untungnya sih gk ada maling yg masuk jadi tv masih nyala sampe pagi. Lain lagi cerita dari bapak-bapak yg biasa main catur di pos kambling sampai dini hari biasanya. Malam itu di pos kambling lumayan sepi karena hanya 5 bapak-bapak yg terlihat sedang berkumpul di sana itu pun termasuk pemilik warung di sebrang pos kamling, waktu itu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, pemilik warung pun sudah beres-beres tetapi bapak-bapak di pos kambling semakin seru tertawa nya entah apa yg di bahas hingga pemilik warung pun ikut nimbrung, rupanya yg lagi main catur di godain sama penontonnya (biar makin bingung), nah saat salah satu bapak-bapak itu tidak sengaja melihat ke arah pohon jambu air besar di samping warung tampak seorang wanita berbaju putih sedang duduk di antara dahan pohon yg sedang asyik memperhatikan kegiatan bapak-bapak di pos kambling. Seketika bapak itu pun berteriak "hantu, . Ada hantu." serempak semua bapak-bapak itu pun tanpa di komando lari tunggang langgang berhamburan menuju rumah masing- masing tanpa memperdulikan papan catur yg berserakan jatuh di jalanan. Namun naas bagi pemilik warung yg rumahnya di samping pohon jambu karena harus mendengar suara tangisan yg memilukan pada malam itu hingga sebelum adzan subuh. Usut punya usut, sebelum peristiwa itu terjadi ibu dan ayah tiri Tari terlibat pertengkaran hebat yg mengharuskan ibu Tari pergi meninggalkan rumah, setelah pertengkaran itu terjadi nenek Tari berusaha menasehati ayah Tari namun sayang nasehat itu membuat ayah Tari tersinggung dan gelap mata hingga ayah Tari memukuli nenek Tari dengan sebatang kayu balok melihat neneknya di pukul. Tari lantas berteriak minta tolong melihat neneknya tergeletak tak bernyawa karena ayah Tari takut di datangi warga lalu Tari pun ikut di pukuli oleh ayahnya menggunakan kayu balok hingga bagian kepalanya mengeluarkan darah begitu banyak. Untuk menghilangkan jejak maka di lemparlah jasad Tari dan neneknya ke sungai namun tangan kanan nenek Tari tersangkut tiang kayu sehingga keesokan pagi nya di temukan oleh pak R yg memang saat itu ingin mengetahui keadaan Tari (pak Rw di minta oleh ibu Tari lewat telpon untuk menemui Tari pagi itu). Setelah peristiwa itu ibu Tari pun mengalami gangguan jiwa dan ayah Tari mendekam dalam jeruji besi menjalani hukuman seumur hidup. Kini semua nya tinggal kenangan takkan pernah ada lagi sosok Tari yg selalu tersenyum ramah oleh siapapun. Pergi lah teman dengan tenang, urusan mu di dunia sudah selesai jangan lagi kau kembali karena sang Maha pemberi hidup lebih menyayangi mu, biarlah di sini kami mengenang semua kenangan manis bersama mu. Sekian cerita yg dapat ku bagi, ini nyata bukan fiksi. Jika ada salah kata aku mohon maaf,sampai jumpa di cerita lainnya. *jadi sedih. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar